Minggu, 22 November 2009

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KELAPARAN

Dalam beberapa waktu terakhir ini dunia kembali
dihangatkan dengan permasalahan harga pangan dunia dan merajalelanya
kemiskinan yang dipicu oleh kenaikan harga pangan dan minyak. Menurur
data Badan Pangan Dunia (FAO), krisis harga pangan dunia telah
mengancam sekitar 1 milyar penduduk mati kelaparan jika tidak ada upaya
serius.

  

Dari sini, maka pertanyaan yang
muncul adalah apakah krisis-krisis itu terjadi karena musim kekeringan
atau maraknya pengembangan bioenergi yang banyak menyedot bahan
biji-bijian, seperti yang disiyalir oleh sejumlah pakar ekonomi ? atau
apakah kemiskinan dan kelaparan dunia merupakan bagian
dari strategi global yang dikomandoi oleh IMF, Bank Dunia serta WTO
sebagai bagian dari politik neokolonialime internasional?

   

Proses
pemiskinan dan pelaparan global sesungguhnya bukan hasil dari
konspirasi jangka pendek, tapi merupakan hasil dari strategi global
yang diterapkan sejak abad 19 untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan
politis. Motifnya, karena negara-negara Barat mengkhawatirkan
pertumbuhan penduduk dunia yang cepat sehingga akan berdampak
mengurangi ketersediaan sumber alam dan bahan-bahan baku yang
dibutuhkan oleh negara-negara industri maju untuk memelihara tingkat
kesejahteraannya. Sedangkan tujuannya adalah untuk menjaga hegemoni
Barat dan AS atas rakyat di negara-negara berkembang.

   

Untuk memperjelas kesimpulan diatas, berikut ini beberapa fakta yang menunjukan kepada kesimpulan tersebut: 

   

Pertama
: Telah sejak lama, masyarakat AS terus memperingatkan bahaya
pertambahan penduduk dunia yang cepat yang dapat mengurangi
kesejahteraan rakyat AS. Mantan Menhan AS, Robert Maccainmour dalam
pidatonya di Roma tahun 1979, mengatakan “Sesungguhnya pertumbuhan yang
cepat dari penduduk dunia telah menjadi penghalang utama pertumbuhan
ekonomi dan sosial dunia. Oleh karenanya, hari ini juga
dan bukan besok kita harus mencegah agar penduduk dunia tidak melampaui
jumlah 10 milyar jiwa.” Dalam kesempatan itu, Mantan Menhan AS
memberikan opsi untuk mengatasi pertambahan penduduk, yaitu dengan
mengurangi angka kelahiran atau memperbanyak angka kematian.
Maccainmour, di era nuklir ini, maka perang adalah salah satu cara yang
efektif untuk meningkatkan angka kematian dengan cepat. dan cara kedua,
dapat dilakukan dengan memperluas wilayah kelaparan dan jangkitan
penyakit.

   

Kedua : Dalam
sejarah masa lalu, AS memang belum terbukti menggunakan senjata
“pemiskinan” dan “kelaparan”, namun negara pengasuhnya yaitu Inggris
adalah pakar dalam penggunaan strategi ini untuk melanggengkan
kolonialismenya. Sebagai contoh, di India, negara ini telah membantai
jutaan penduduk India karena kebijakan Inggris yang menghalangi
penduduk India dari akses sumber-sumber pangan dan pertanian. Kebijakan
itu diterapkannya agar dapat mengendalikan rakyat India. Tengok saja
misalnya ilustrasi mengenai hal ini, Dalam buku berjudul “ Kelaparan di
India” yang dikarang oleh B.M. Patiyya tahun 1967:

   

“Antara
abad ke-11 sampai Abad ke-14, India mengalami kelaparan massal sebanyak
14 kali atau rata-rata 2 kali dalam 2 abad. Namun situasi demikian
berubah total, setelah datangnya penjajah Inggris tahun 1859. Sejak
tahun itu hingga 1914, India dilanda kelaparan besar setiap 2 tahun
sekali.” Pada saat negara-negara lain di dunia angka pertumbuhan
penduduknya meningkat, namun India hampir satu abad lebih jumlah
penduduknya tidak bertambah hingga tahun 1914. Hal ini, menurut Poul Goulmaz, akibat kebijakan pemiskinan dan pelaparan sistematik yang diterapkan penjajah Inggris.

   

Sebelum
kedatangan Inggris di India, pola pertanian masyarakat India pada masa
itu sebenarnya telah baik. Penguasa Hindustan pada saat itu,
menghentikan penarikan pajak pada saat musim kering dan membuat
gudang-gudang strategis sebagai cadangan pangan, sehingga masyarakat
ketika musim paceklik tiba terhindar dari bahaya kelaparan. Namun
setelah datang Inggris, penguasa kolonial Inggris
mengubah semua kebijakan sebelumnya. Mereka secara sengaja menerapkan
“perampokan sistematik” melalui pemungutan pajak yang tinggi terhadap
para petani dan hasil pertanian baik di musim panen maupun musim
kering. Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kelaparan yang besar yang
menewaskan lebih dari 10 juta penduduk miskin India khususnya di daerah
Banggali, Ohare dan Orisia. Dengan kata lain, pemerintahan kolonial
Inggris pada saat itu sama sekali tidak mengijinkan terpenuhi keamanan
pangan di setiap wilayah jajahannya di India. Kebijakan Inggris
lainnya, adalah sengaja mengekspor hasil pertanian ke luar India ketika
masa panen melebihi target dengan mendorong digalakannya perdagangan
bebas. Ringkasnya, kolonial Inggris sengaja membuat lapar warga India
agar menurut perintah-perintah kolonial dan dipaksa untuk bekerja di
ladang-ladang kerja paksa dan pembangunan jalan-jalan kereta api.

   

Dari
kisah politik pemiskinan dan pelaparan yang diterapkan Inggris di India
tersebut, maka pertanyaannya adalah adakah perbedaan antara kebijakan
kolonial Inggris dengan sistem tatanan dunia saat ini yang dipimpin
oleh Presiden AS George Bush senior yang kemudian diteruskan oleh
anaknya?. Jawabannya tentu tidak ada perbedaannya, siapakah yang
mempermainkan harga bahan-bahan pangan? Bukankah sistem
tatanan ekonomi global saat ini juga mengadopsi perdagangan bebas yang
paling liberal, khususnya setelah kedaulatan nasional negara-negara
saat ini sedikit banyak telah melebur? Dan bukankah sistem ekonomi
global telah menyebabkan seluruh penduduk dunia saat ini berada dibawah
belas kasihan perusahaan-perusahaan lintas negara dan para spekulan?.

   

Bukankah industri pangan dunia saat ini berada dibawah kekuasaan perusahaan kartel Eropa dan AS dan
bukankan harga bahan pangan yang dimakan penduduk Afrika dan Asia dan
Amerika Latin juga ditentukan oleh pusat-pusat bursa saham dunia dan
perusahaan-perusahaan kartel tersebut? Perusahaan-perusahaan Kartel AS
dan Eropa akan dengan mudah menaikan harga pangan dunia sekehendak
mereka agar terjadi kelaparan serta kemiskinan dalam skala global.
Jadi, apa yang dilakukan oleh sistem ekonomi global saat ini

sesungguhnya adalah politik yang sama yang diterapkan Inggris di India

sumber : www.google.com

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com